KAU DISAMPINGKU DARI TITIK NOL ( PART 1 )

Hari ini adalah hari pertamaku menginjakan kaki di perguruan tinggi, seperti biasa, mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti OSPEK, kalau dikampusku sendiri namanya PBAK yaitu singkatan dari Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan.


Ya, aku berkuliah di salah satu PTKIN di Jawa Tengah, hari pertama aku mengikuti kegiatan tersebut di kampus, aku mulai mengenal beberapa teman dan bertemu dengan beberapa teman lama yang dulu pernah satu almamater di pondok pesantren.


Oh iya, sebelumnya perkenalkan namaku jamal, aku adalah anak ke tiga dari enam bersaudara, dibandingkan dengan 5 saudaraku bisa dikatakan akulah yang paling beruntung bisa menikmati masa-masa mudaku dengan belajar semauku dimanapun dan kapanpun. Kampus ini adalah kampus ke tiga yang aku masuki, sebelumnya sudah dua kali aku berkuliah di luar maupun dalam negeri.


Aku dilahirkan dalam keluarga yang tergolong mampu, kehidupanku serba dicukupi oleh ayahku, namun semenjak berkuliah di kampus ke tigaku ini semua itu berubah drastis.


Cerita ini saya angkat dari kisah nyata, perjalanan hidup manusia yang tiada hentinya, dari titik nol hingga mencapai kesuksesan.



Kembali ke kehidupanku saat ini, aku mulai mengikuti kegiatan PBAK yang diadakan oleh BEM di kampusku, aku mengikuti semua peraturan yang dibuat disana, hingga resitasi harian maupun kelompok selalu kupersiapkan dan kubawa tanpa ada kekurangan apapun. Aku memang tipe orang yang perfeksionis, aku selalu menginginkan kesempurnaan dalam segala yang aku lakukan. Aku adalah ketua dikelompok ku, tentu semua anggota kelompok harus mengikuti aturan mainku selama mengikuti kegiatan ini.


Meskipun arogansiku masih cukup besar untuk saat itu tanggunjawabku sebagai anggota kelompok tak pernah ku tinggalkan, memastikan semua anggotaku melengkapi semua resitasinya, memastikan hak-hak mereka selama mengikuti kegiatan ini terpenuhi, hingga memastikan kondisi fisik mereka baik-baik saja kulakukan setiap hari.


Tak terasa 4 hari telah berlalu, kini tiba saatnya hari terkhir PBAK dilaksanakan, namun hari ini salah atu anggota kelompok ku ada yang sakit dan hampir pingsan. Tanpa pikir panjang aku berinisiatif untuk menanyakan keberadaan tim medis (PMI)  kepada kakak senior yang berseragam hijau dengan mengenakan baret berwarna ungu, benar sekali, aku bertanya dengan salah seorang anggota Resimen Mahasiswa (MENWA).


" Maaf kak, tim medisnya dimana ya? anggota saya ada yang sakit" tanyaku sopan dengan menahan kepanikan karena melihat anggotaku yang sudah berkeringat lemas meskipun saat itu waktu masih menunjukan pukul 7 pagi. Pertanyaanku sama sekali tidak ditanggapi oleh oknum anggota menwa tersebut, hingga aku kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama kepadanya.


"Apa dek? kamu bertanya?,....gitu caranya bertanya?" jawabnya setelah beberapa kali aku tanya dengan sopan. Hatiku seketika memanas, darah serasa mengaliri seluruh tubuhku hingga emosi kian tak tertahankan. Tak lama berselang, anggotaku akhirnya jatuh pingsan dan aku lansgung berbalik mengangkat tubuhnya yang agak gemuk itu. Melihat kejadian tersebut mbak-mbak menwa yang tadi aku tanya berteriak-teriak menggunakan megaphone yang sedari tadi ia tenteng mondar mandir dibahunya.

"KSR......KSR.....ini ada yang pingsan" sepontan akupun berteriak dengan nada emosiku "Diam kau!!! dari tadi sku tanya baik-baik malah nggak ada respon yang baik, apa otakmu ini idiot nggak bisa membedakan mana kondisi yang urgent dan mana kondisi yang baik-baik saja?,...udah cukup nggak usah teriak-teriak, aku nggak butuh bantuanmu, biar aku urus sendiri" kataku dengan kesal memarahi oknum anggota menwa itu.


Setelah meluapkan seluruh kemarahanku padanya iapun menangis dan dibawa oleh anggota yang lain untuk ditenangkan, aku nggak ambil pusing, karena para resimen mahasiswa ini memang sangatlah keras, sudah beberapa hari ini juga kami sebagai mahasiswa baru selalu kena marah oleh para menwa. Jangankan maba sepertiku, panitia pelaksana PBAK saja tak luput dari sasaran kemarahan para menwa meskipun status mereka sama, sama-sama mahasiswa. Tak ada rasa takut sedikitpun yang muncul dalam diriku, karena memang aku tidak melakukan sebuah kesalahan. Dalam kondisi darurat seharusnya mereka tidak boleh bersikap demikian.


Beberapa menit setelah kejadian tersebut aku dihampiri dua orang menwa laki-laki dan membawaku untuk di introgasi.


Dipeganglah kedua tangan dan leherku macam tahanan dibawa kedepan mahsiswa yang lain dan berkumpulah puluhan menwa mengelilingiku didepan.


Komandan menwa datang dengan wajah garangnya menghampiriku...


Bersambung.......

KAU DISAMPINGKU DARI TITIK NOL ( PART 1 ) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Sukabaca

0 $type={blogger}:

Post a Comment

Berikan komentar anda dengan bijak tanpa mengandung unsur SARA