Pada suatu hari warga desa digegerkan dengan adanya penemuan sesosok pria tanpa busana tergeletak di saung tepi sungai di sekitar area persawahan, pria tersebut bernama parmin, beliau adalah seorang petani yang dikenal memiliki tenaga yang luar biasa kuat. Namun pada siang itu pak parmin pingsan tanpa diketahui apa penyebab beliau pingsan.
Para petani lain yang hendak pulang kaget melihat temannya tergeletak di tanah, mereka pun bergegas mengangkat tubuh pak parmin untuk dibawa kerumahnya agar mendapatkan pertolongan.
Setibanya dirumah, pak parmin masih belum juga sadarkan diri, warga yang penasaran dengan apa yang menimpa pak parmin berbondong-bondong datang untuk melihat kondisi beliau. Warga ramai berkerumun dirumah pak parmin sambil menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dengan pria malang itu.
Hingga salah seorang warga berinisiatif untuk memanggil seorang dukun yang terkenal di desa itu. Tak menunggu waktu lama mbah dukun pun sampai di rumah pak parmin, sambil komat-kamit mbah dukun membaca mantra lalu diam sejenak sambil memejamkan mata. Tiba-tiba mbah dukun berkata "iki parmin kesambet penunggu kali" yang artinya "ini parmin kesambet hantu penunggu sungai".
"sukmanya juga masih tertahan di sungai, kalau tidak segera diobati bisa fatal akibatnya" lanjut mbah dukun menambahkan informasi yang ia sampaikan sebelumnya.
Mendengar pernyataan dukun tersebut, salah satu anak pak parmin tidak mempercyainya dan memiliki keyakinan kalau mbah dukun ini salah dalam penerawangannya, keyakinan itu muncul karena dia tau betul kalau ayahnya bukanlah orang yang sembarangan dan dari dulu tidak pernah terjadi apa-apa kepada ayahnya ketika berada disawah.
Tiba-tiba sang anak teringat sesuatu, ia pernah diajari oleh ayahnya cara untuk menyadarkan orang pingsan. Ia bergegas kedapur untuk mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyadarkan pak parmin.
Di depan rumah, mbah dukun sedang melaksanakan ritual sambl membakar kemenyan, sedangkan di belakang rumah, anak pak parmin sibuk membuat ramuan seperti yang diajarkan pak parmin kepadanya dulu.
Kini ramuan yang dibuatpun telah jadi, dan diminumkan kepada pak parmin yang masih tergeletak tak sadarkan diri. Tak lama setelah meminum ramuan tersebut pak parmin pun tersadar dan muntah-muntah karena rasa ramuan yang sangat tidak enak.
Warga yang sedari tadi berkumpul dirumah pak parminpun serentak mengucapkan syukur atas sadarnya pak parmin. Setelah diberikan minuman teh hangat dan duduk beberapa saat sang anak pun bertanya kronologi kejadian yang sebenarnya kepada ayahnya.
"Bapak itu sebenarnya kenapa sih?" kata si anak.
"Tadi itu bapak mau pulang, namun pakaian bapak sangat kotor, dipenuhi dengan lumpur karena habis mencangkul. Karena bapak gak enak kalau pulang dengan pakaian yang sangat kotor itu, akhirnya bapak memutuskan untuk berendam dulu disungai agar tubuh dan pakaian yang bapak pakai agak bersih jadi kalau ibumu nyuci nggak kesusahan" kata pak parmin sambil menyeruput kembali teh hangat yang ada ditangannya.
Wargapun duduk dan terdiam semua mendengarkan cerita dari pak parmin hingga tempat yang tadinya berisik dengan suara orang berbincang menjadi sangat hening hingga yang terdengar hanya desahan nafas dan suara pak parmin yang sedang bercerita.
"Setelah berendam rencananya bapak mau beristirahat dulu disaung sambil menjemur pakaian agar bapak nggak masuk angin karena memakai pakaian basah, lah pas mau jemur pakaian bapak lupa kalau korek api zippo bapak masih di saku baju, pakaian itu kan mau bapak jemur, pas bapak kibasin biar airnya kebuang eh malah korek zippo yang di saku bapak ngenain telur kembar bapak, habis itu udah bapak nggak ingat apa-apa lagi nak". lanjut pak parmin.
Mendengar cerita daripak parmin, sontak semua yang berada ditempat tersebut tertawa terbahak-bahak kecuali mbah dukun.
*TAMAT*
0 $type={blogger}:
Post a Comment
Berikan komentar anda dengan bijak tanpa mengandung unsur SARA