Ku duduk di kursi panas yang tak semua umat manusia berkesempatan untuk mendudukinya sambil menikmati secangkir kopi panas yang saya beli dari warung depan kampus ku.
Tanpa sengaja pandangan ini mulai tertuju pada sesosok wanita cantik mirip seseorang yang aku kenal beberapa tahun silam. Cantik, anggun, menawan dan didukung dengan tubuh yang proporsional, wanita itu berjalan dengan begitu mempesona hingga mata ini tak sedikitpun berpaling darinya.
Kupandangi ia mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala, tak ada sedikitpun cacat didalam keindahannya.
Aku pun segera menghilangkan pikiran dalam otak ku yang memberikan sugiesti bahwa dia adalah seseorang yang aku kenal. Ya, dia bukanlah mantan temanku. Aku berusaha memberikan sugiesti kepada otak ku bahwa dia adalah orang baru yang belum pernah aku kenal sebelumnya.
Aku kembali menikmati kopi pahit yang dari tadi menggodaku untuk menyeruptunya, seolah ia iri dengan keindahan makhluk Tuhan yang dari tadi aku perhatikan.
Tak lama berselang, aku mendengar ada suara yang memang tak asing di telingaku, suara itu teramat sangat jelas bersumber dari arah belakang ku. Suara itu sama persis seperti suara orang yang 5 tahun lalu duduk bersamaku dan teman-teman sebayaku dibawah dentuman petasan pergantian tahun di kota tempatku menuntut ilmu dikala itu.
Tanpa berfikir panjang, aku menoleh kearah suara itu bersumber, dan alangkah terkejutnya aku melihat sumber suara tersebut.
Aku masih terdiam dan belum mempercayai apa yang aku lihat, sumber suara itupun mengarahkan pandangannya kepadaku yang masih bengong melihat kejadian yang tak pernah aku duga. Hingga akhirnya sumber suara itu yang tak lain dan tak bukan ialah wanita yang aku lihat tadi mengucapkan 1 kata yang membuatku meyakini bahwa dugaanku benar "ikhsan?" sontak aku pun terkejut dan dengan spontan aku pun balik bertanya kepadanya "resti?".
"ya Allah, ikhsan, iya ini aku resti, kamu kuliah disini juga?" berawal dari kalimat itu kami berbincang-bincang ngalor ngidul tanpa mengingat waktu.
Setelah berbincang cukup lama diapun berpamitan untuk pulang. Namun aku masih belum mempercayai apa yang aku lihat, seorang resti, mantan pacar sahabatku yang dulu kurus, hitam, dengan banyak jerawat dan tailalat di wajahnya dapat berubah menjadi 300 derajat menjadi resti yang luar biasa.
Hal ini menjadi sebuah bukti, bukti bahwa semua orang bisa menjadi lebih baik dalam hal apapun asalkan orang tersebut mau berusaha tanpa berputus asa.
Sekian.
By. Cak Nur Ikhsan J
0 $type={blogger}:
Post a Comment
Berikan komentar anda dengan bijak tanpa mengandung unsur SARA